Nopriyadi pelaksana lapangan bersama sejumlah awak media saat melakukan pengecekan aspal jalan yang sebelumnya sempat viral di sejumlah pemberitaan |
Nopriyadi yang merupakan pelaksana lapangan mengaku jika pemberitaan yang disampaikan di sejumlah media online dan sosial media terlalu berlebihan. Bahkan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya di lapangan, ia bersama dengan Bristian yang tidak lain adalah sebagai pengawas proyek dari Dinas PU PR Kota Prabumulih mengajak sejumlah awak media untuk melihat langsung ketebalan aspal yang telah dikerjakan pihaknya
Menurutnya, memang terdapat sejumlah titik yang aspalnya tipis dan rusak. Kerusakan dan kekurangan aspal di sejumlah titik tersebut telah didata sebagai petunjuk untuk dilakukannya perbaikan dan pengaspalan ulang.
Proyek aspal jalan lingkungan tersebut baru selesai 80 persen. Untuk menutupi kekurangan pada titik-titik yang belum maksimal akan diselesaikan di tahap 20 persennya.
"Yang menjadi sorotan adalah titik di link 14, aspal terlihat pecah lantaran kondisi cor beton jalan yang sudah mulai rusak dan pecah. Sehingga saat dilakukan pengaspalan Terlihat tidak merata dan rusak. Yang pasti kami sebagai pelaksana proyek di lapangan akan bertanggungjawab untuk memperbaikinya. Karena pengerjaannya belum selesai 100 persen," ujarnya saat dibincangi awak media pada (08/06/2020).
Masih kata Nopriasnyah, tidak ada hal yang ditutup-tutupi pihaknya saat proyek pengaspalan jalan dikerjakan. Bahkan sebelum proyek berjalan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan unsur pemerintahan setempat, mulai dari pihak Kelurahan Karang Jaya hingga tingkat RT dan RW. Masyarakat setempat pun juga menyaksikan langsung proses pengerjaan proyek tersebut.
"Proyek aspal jalan ini sepanjang 5 Kilometer yang tersebar di 26 titik, dan dikerjakan sejak 16 Mei 2020 lalu. Masyarakat melihat langsung proses pengerjaan, bahkan tidak ada masyarakat yang mengeluhkan kondisi aspal yang kita kerjakan ini," jelasnya.
Ia mengaku tidak keberatan dengan pemberitaan yang telah disampaikan oleh sejumlah media. Hanya saja ia sangat menyayangkan seakan-akan berita yang disampaikan pekerjaan aspal jalan tersebut ketebalannya hanya setebal tempe goreng secara keseluruhan.
Dengan mengajak awak media ke lapangan secara langsung, pihaknya mengaku bukan meminta untuk klarifikasi berita, namun pihaknya hanya ingin menggunakan hak jawab dari pemberitaan yang telah diterbitkan sejumlah media. Sehingga berita yang disampaikan lebih berimbang dan tidak menimbulkan stigma negatif dari masyarakat.
"Karena yang diberitakan titik-titik yang rusak dan tipis saja, itupun hanya ada sekitar 3 meter. Bahkan ada beberapa titik yang kita lakukan penambahan agregat sebelum dilakukan pengaspalan tepatnya di link 5, padahal penambahan agregat ini tidak masuk dalam RAP," bebernya.
Pengawas lapangan, Bristian menambahkan dalam proses pelaksanaan proyek pihaknya terus melakukan pemantauan di lapangan. Pihaknya pun tidak memungkiri adanya beberapa titik jalan yang aspalnya rusak dan tipis. Namun hal itu sudah disampaikan kepada pihak pelaksana proyek untuk dituntaskan.
"Proyek ini masih dalam tanggungjawab pihak pelaksana. Jika ada kekurangan di lapangan maka itu adalah tanggungjawab pihak pelaksana untuk menyelesaikannya. Apabila proyek ini dikerjakan asal-asalan tidak hanya pihak ketiga yang akan disalahkan namun kami dari dinas terkait juga akan kena imbasnya. Untuk itu pengawasan benar-benar kita optimalkan," imbuhnya.
Sementara itu, Muslimin (52) warga RT 02 RW 05, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih mengaku senang jalan di lingkungan tempat tinggalnya telah diaspal dan terlihat mulus. Menurutnya meskipun ada beberapa titik aspal yang tipis hal itu dianggap wajar.
"Yang jelas secara kasat mata aspalnya sudah bagus. Hanya saja di wilayah sini masih minim drainase. Sangat disayangkan saja kalau jalan sudah bagus tapi tidak ditunjang dengan drainase. Kalau sudah ada drainase tentunya aliran air pembuangan dari rumah warga bisa mengalir dengan lancar," katanya.
Terpisah, Lurah Karang Jaya Agustin mengaku sudah menanggapi hal tersebut dan akan melakukan pembangunan drainase menggunakan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dari dana kelurahan. Hanya saja hal itu belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat, mengingat dana kelurahan belum dikucurkan.
"Sejauh ini tidak ada keluhan dari warga terkait kualitas aspal yang dikerjakan di wilayah kita. Hanya ada paret yang amblas karena terkena alat berat saat pengaspalan dilakukan. Hal ini juga sudah kita laporkan kepada pihak pelaksana untuk dilakukan perbaikan. Untuk masalah prmbangunan drainase juga sudah kita masukan dalam draf, tapi kita masih menunggu dana kelurahan turun," pungkasnya. (LN 01)
0 Komentar